Keindahan Lain dari Belanda - Inovasi dan Kreativitas
Apa yang kamu
ketahui tentang Belanda kawan? Mayoritas teman-teman saya bila saya tanyakan
tentang Belanda jawabanya tidak jauh dari Tulip, Kincir Angin, Kanal Air, dan
beberapa tim dan atlet sepakbolanya. Tidak salah memang persepsi mereka, karena
memang itulah Belanda, Koninkrijk der
Nederlanden alias kerajaan yang berada di tanah-tanah yang rendah.
Kali ini saya
ingin melihat Belanda dari perspektif yang lain! Berawal dari tulisan dengan
judul Assessing Policies, Programs and
Other Initiatives to Promote Innovation in the Public Sector: International
Case Studies, yang dibuat oleh Don Scott-Kemmis, saya menemukan fakta
menarik bahwa Belanda merupakan salah satu pionir dalam pengembangan e-government. Hal tersebut diawali
dengan berbagai inisiatif kebijakan yang dikeluarkan pemerintah Belanda pada
era 1990-an dan disertai dengan kebijakan-kebijakan fundamental lainnya seperti
The Electronic Government Action Plan pada tahun 1998, kemudian The Dutch Digital Delta pada
tahun 1999 serta pengembangan program inovatif lainnya.
Keberhasilan
Pemerintah Belanda dalam berinovasi, sangat menarik untuk dikaji dan dijadikan
contoh bagi Indonesia. Inovasi dan kreativitas Belanda sebagai sebuah negara,
tentu tidak lepas dari peran warganya. Bila melihat latar belakang Belanda,
mereka merupakan sebuah bangsa yang menerima keberagaman karena banyaknya
migran dari negara lain. Sebagai contoh, lebih dari 50% dari anak yang lahir di
Amsterdam pada tahun 2006 memiliki setidaknya satu orang tua yang aslinya tidak
berasal dari Belanda. Namun Belanda bukanlah negara yang kaku identitasnya. Tradisi
berabad-abad bangsa Belanda dalam perdagangan dunia telah menyebabkan Belanda sangat
menghargai nilai toleransi dan mendorong warganya untuk bebas melakukan
kreativitas dan inovasi apapun.
Menjawab
kehausan warga Belanda akan inovasi dan kreativitas, Public Sector Innovation and Quality Bureau atau Biro Inovasi
Sektor Publik dan Kualitas pada Pemerintahan Belanda mengembangkan sebuah database dari ribuan contoh inovasi dari
beberapa sektor public (http://www.rijksoverheid.nl/).
Hal tersebut tentu sangat menarik, karena setiap warga atau komunitas dapat
melihat benchmark inovasi untuk
mereka kembangkan. Pemerintah Belanda juga membangun sebuah E-Government
Knowledge Centre (ELO) dan The 21st
Century Government Network (ON21) yang mengatur pembelian kolektif untuk peralatan
IT dan jasa untuk sektor publik. Bahkan baru-baru ini, sebuah jaringan dari
1.500 organisasi pembelian publik Belanda telah dibentuk untuk berbagi
pengetahuan dalam inovasi yang dinamai Professional and Innovative Procurement
Network (PIANO).
Apa yang
dijabarkan di atas, sangatlah menarik untuk direplikasi di Indonesia. Kemajemukan
di Belanda telah mendorong mereka untuk inovatif dan kreatif yang tentu
dilatarbelakangi juga dengan bagusnya kualitas pendidikan mereka. Hal tersebut
dibuktikan dengan posisi Belanda yang berada pada urutan ke-3 yang negaranya
memiliki jumlah universitas terbanyak dalam World Reputation Ranking 2012 (http://www.timeshighereducation.co.uk).
Tentu keberhasilan tersebut tidak terlepas dari kerja keras semua elemen bangsa
Belanda yang tidak ragu untuk mengungkapkan ide baru serta iklim diskusi yang
nyaman untuk pengembangan ide tersebut. Hasil dari sisi lain keindahan Belanda
ini telah menjadikan Belanda sebagai negara terbaik kedua di dunia untuk Best Place for Business (http://www.dutchdailynews.com) dan mengantarkan
Belanda memperoleh rangking ke-empat sebagai negara yang paling bahagia di
dunia (http://www.dutchdailynews.com).
Sebagai
penutup, apakah kita hanya menonton sepak bola atau menikmati Tulip dari
Belanda? Tentu, sudah saatnya mereplikasi inovasi dan kreativitas Belanda bagi
Indonesia yang lebih baik.
Setuju banget!
BalasHapusSalah satu negara yang ingin aku kunjungi adalah Belanda! Soalnya penasaran sama kanal-kanalnya!
Thanks ya, tulisannya ngasih aku info baru, Belanda negara kreatif! ^_^
Wuih, Kang Ginanjar makin mantap nih!
BalasHapusKeren Kang! Buka wawasan baru tentang Belanda.
Saya sih tahunya Belanda ya kolonial. Ternyata kita memang masih harus belajar dari mereka.
sumuhun... hayu atuh ah urang ameng ka belanda.. (sugan wae tiasa S2 di belanda) amien....
BalasHapusamiin...jueng hebat lah!! haturnuhun info na.
BalasHapusKeren! Setuju pisan! Indonesia harus BERKACA pada negara maju supaya tidak berkembang terus! Naik grade lah minimal!
BalasHapusSalut lah sama Kang Ginanjar! Maju terus Kang, dengan tulisan kritisnya!
BalasHapusIzin copy paste di facebook saya ya!
haha nuhun nya sadayana.. sok atuh gerakan deui.. tong hanya dikomentar saja...
BalasHapusTop markotop nih tulisannya. Ijin share ya Kang Ginanjar, di fb saya!
BalasHapusSaya mau copy paste ke blog saya ya...
BalasHapusBagus banget nih tulisannya!
Sukses terus Gin!